Surabaya International Performance – Art Event 2008

SIP-AE 2008: Surabaya International Performance-Art Event 2008

PROBALANCE ; In The Name of City

@April 2008, variasi Venue ( Taman Budaya Jawa Timur, Tugu Pahlawan, Balai Pemuda, Museum dan Bonbin)

INTRO

‘Probalance’ adalah tafsiran dari berbagai obrolan dan pertemuan seniman (performance artist) Jakarta, Bandung, Jogja dan Solo. serta dari usulan ide dan harapan di Surabaya untuk mengadakan perhelatan ‘performance art’ secara internasional. Melalui beberapa obrolan dengan S.Tedy (seniman Kontemporer-Jogja), SS Listyowati (Performance artist-Jakrta) saat di Surabaya, juga kunjungan kita ke Festival Perf:urban Jogja menemui Arahmaiani (Seniman Kontemporer dan Performans artist – Bandung), menghasilkan ide gagasan SIP-AE 2008 atau kepanjangannya Surabaya International Performance Art Event 2008. Selain itu inisiatif ini didukung oleh Melati Suryodarmo (Performance artist & Direktur Festival ‘Unclosed Territorial #2’ 2008 di Solo) mengajak kerjasama festival berlanjut dan meneruskan tour ke Surabaya, melalui tema baru dari AREK Performance yaitu PROBALANCE ; In The Name of City.

Kerangka kuratorial yang mendasari Surabaya International Performance Art 2008 atau SIP-Ae2000 adalah Probalance; Mencari keseimbangan, atas nama kota; sebuah terminal sejarah kota, yang pernah menjadi tempat ‘transit’ para seniman era ’60 – ‘80. Saat itu Surabaya menjadi ‘penyambung rantai’ perjalanan darat para seniman dari Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta yang akan menuju pulau Bali maupun sebaliknya. Peluang itu menjadi ajang sillaturahim, diskusi menyalurkan energi kreatif dan mengkritisi perkembangan, atau mencari definisi baru tentang kesenian saat itu. Sehingga Sanento Yuliman pernah juga membuat makalah untuk simposium nasional seni rupa (berjudul: Dua Seni rupa) di Dewan Kesenian Surabaya pada bulan Juli 1984. namun seiring dengan waktu, pergerakan para seniman kini lebih banyak dilakukan melalui perjalanan udara, sehingga banyak gagasan dan aksi seni yang mampat di tempat.

Probalance: kata menuju Performance

Surabaya yang telah dikenal sebagai kota INDAMARDI (Industri, Dagang, Maritim dan Pendidikan) dan kota Metropolitan ke-dua, ternyata masih mempunyai standar apresiasi yang tinggi terhadap nilai-nilai seni dan kebudayaan, ditandai dengan mekanisme kerja yang terus berkembang, begitu banyak kegiatan festival seni atau even-even seni lainnya. Kemeriahan itu juga didukung banyaknya artist independent bermunculan. Sebagian besar telah mengalami bagaimana lika liku pelaksanaan proses kreatif dan penyajiannya. Suatu kewajaran bahwa dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan baik secara fisik maupun kejiwaan sama-sama mendapat perhatian.

Surabaya juga disebut sebagai kota pahlawan memiliki latar belakang sejarah perjuangan bangsa yang dramatis melawan penjajah. Peristiwa bersejarah itu ditandai meletusnya perang di Surabaya pada 10 nopember 1945 melawan Belanda yang berpusat di hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit). Dengan senjata seadanya merebut kembali kemerdekaan secara heroic dan efektif. Perebutan kekuasaan juga ditandai dengan jatuhnya banyak korban jiwa dari para pejuang yang memanjat tower/puncak gedung ber-bendera Belanda (merah,putih,biru) hingga mencapai puncak dan merobek warna biru, menjadi simbol kemenangan mengembalikan bendera Indonesaia (merah,putih) berkibar kembali. Perang perjuangan itu menjadikan kota Surabaya disebut kota Pahlawan.

Surabaya dan Yin Yang: Surabaya berasal dari dua kata atau konsep filosofi; Sura dan Baya, atau Ikan Suro dan Boyo (Buaya). Suro atau Ikan Hiu symbol dari hal-hal positif sedangkan Boyo, bahaya atau Buaya menjadi symbol hal-hal negative. Sehingga bisa diartikan bahwa SUROBOYO adalah sebuah pergulatan antara ‘yang baik’ dan ‘yang buruk’, hanya bagaimana kita dapat mencari keseimbangannya masing-masing layaknya symbol yin-yang yang menaruh lingkaran kecil pada masing-masing yin dan yang. Jadi surabaya juga bisa diumpamakan sebagai kota Yin-Yang.

Aspek-aspek lain yang menjadi imbas isu problem perkotaan dalam pemaknaan yang lebih luas secara sosiologis, filosofis bahkan semiologis sangat dimungkinkan untuk muncul dalam even ‘Probalance’ ini.

Acara ini terdiri dari empat bagian yaitu:

Action art / Performance art

Screen – Pemutaran Dokumentasi karya-karya Performance art

Talk show

Crowd

Tari Remo-Ludruk
Reog Ponorogo
Kuda Lumping
Yang terlibat dalam acara

(Talkshow)
Talkshow akan mengundang beberapa praktisi perkotaan yang telah memberikan kontribusi besar bagi wajah perkotaan Surabaya. Pembicara berasal dari Latar belakang yang berbeda-beda,

(Performer)
Nanang Zul (Surabaya)
Tjahjono Hadi ( Surabaya)
Ilham J Baday (Surabaya)
Arahmaiani(Bandung)
SS. Listyowati (Jakarta)
Melati Suryodarmo (Solo)

Para performer diatas adalah tentative, terbuka kemungkinan untuk menambah performer dari kota dan negara lain.

Salam,
Arek Performance Club (APC)

9 Tanggapan to “Surabaya International Performance – Art Event 2008”

  1. putra Says:

    pengen laen nih di sono punya link gak ngikut seleksinya

  2. widiarini Says:

    kpn tepatnya acara ini akan diadakan? saya sangat tidak mengharapkan balasan (krn nama saya tidak berkibar di dunia seni, saya pesimis akan mendapatkan balasan), tapi saya sangat mengharapkan adanya suatu publikasi untuk publik, supaya menjadi peserta, sehingga acara ini tidak hanya terbuka untuk kalangan teman-teman perkumpulan atau komunitas-komunitas anda para anggota APC. Sedih sekali seringkali membaca berita tentang adanya acara-acara seni yg diadakan di kota ‘arek’, namun saya seringkali tidak mengetahui acara tersebut. Hal ini saya tuliskan selain dari unek-unek saya, juga mewakili suara beberapa teman Petra Little Theatre (PLT) UK Petra, binaan Ribut Basuki.
    Sedikit sharing, setiap kali PLT mengadakan acara, kita memakai semua jalan publikasi; kurir, mailing list on the net, poster, flier, radio, spanduk ke seluruh komunitas seni yg kami ketahui, jauh-jauh hari sebelum acara berlangsung. Di lain pihak, jarang sekali kami mengetahui acara-acara seni yg diadakan oleh komunitas lain, sebelum acara berlangsung. Yang sering terjadi adalah publikasi baru terdengar ketika acara sedang atau bahkan telah berlangsung. Yang terjadi kemudian adalah berita tentang betapa kecewanya panitia acara melihat animo masyrakat yang kurang memuaskan terhadap acara tersebut. Salah satu bukti,(pengalaman pribadi) peserta Festival Lomba Tari Ngremo Cak Durasim yang baru saja berlangsung dengan hanya 10 orang perserta, padahal terbuka untuk kategori usia anak-anak hingga dewasa. Sementara, adik saya baru saja tampil menarikan Tari Ngremo arahan Sanggar Si Wrahatnala, dan masih sangat antusias untuk mengikuti lomba tari. Lucunya, pelatih sanggar (entah tidak tahu atau tidak mau mneginformasikan) tentang adanya lomba tari ngremo dalam rangkaian acara Festival Cak Durasim. Sementara saya telah mengetahui tentang lomba tersebut bebarengan dengan berlangsungnya Festival Cak Durasim, yang jelas-jelas sudah terlambat sekali untuk mendaftar lomba tari ngremo. Hal ini membuat saya berpikir negatif bahwa apakah seperti itu caranya berkesenian di Surabaya? publikasi hanya untuk komunitas tertentu? mengapa saat waktu pendaftaran tidak ada publikasi, sementara saat lomba berlansung, seringkali kita menjadi menyesal tidak mengetahuinya terlebih dahulu. Namun, sesudahnya saya jadi berpikir bahwa hal seperti ini seringkali terjadi, dan pada kenyataannya, banyak sekali mereka yang tidak berkecimpung di dunia seni tetapi menyukai seni atau ingin berpartisipasi, berkali-kali tidak mengetahui acara-acara atau lomba-lomba seni yang diadakan di surabaya.
    Ini sekedar sharing aja, maaf klo kepanjangan. Terima kasih sebesar-besarnya atas waktu yang diluangkan untuk membaca tulisan ini.

  3. pipin endah Says:

    mohon kontak person untuk bagian publikasi dan promosi.

  4. sharee Says:

    contact person bagian promosi dunk…
    kalasan multimedia ready buat support multimedianya, speck bagus, harga bagus…
    contact : sharee (085.292.000.290 / 0274-3276848)

  5. onie Says:

    halo…
    acaranya asyik, tapi kok promosinya kayanya kurang ya. thx

  6. wukir Says:

    Siapa saja…………tolong salami neng ilham……………. Aku kangen proses di surabaya…………..barangkali bisa proses………untuk april ma ilham……..ojo kakean……… wis oleh dok.pas kita maen di elo progo ga ham? jakke pak…………Ada apa dengan balai pemuda?

  7. arfita noor amalia Says:

    ini dari vita
    performer sip-ae dari group tjahyono hadi

    aku seneng main d acara pmbukaan kmaren
    this is my first perform in violin
    thx bwt panitia ,,

    salam bwt maz gobres , mz slamet , maz kenyut n yg lainnn …
    lSIP-AE ,, pancen SIP !!

    best regard ,,
    vita

    (pitax_pitoedhe_sp3@yahoo.com)

  8. danu primanto Says:

    apakah sudah ada jadwalnya ?

  9. wukir Says:

    ndi ilham

Tinggalkan komentar